(Studi Kasus
Pelaksanaan Kejar Paket B Di Kecamatan Panti, Kabupaten Jember, Propinsi Jawa
Timur)
Penulis: Tutiek Setiyowati
Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada
Program Studi Magister Administrasi Publik
Bidang Konsentrasi: Manajemen Publik
Ringkasan:
Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, pendidikan merupakan salah satu
upaya untuk memenuhi amanat tersebut, dan dalam Sistem Pendidikan Nasional
dinyatakan bahwa pendidikan dapat diselenggarakan melalui dua jalur, yaitu
jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Pendidikan luar
sekolah (PLS) yang identik dengan pendidikan untuk orang miskin (miskin ilmu,
miskin keterampilan, miskin harta, miskin kesempatan, dan miskin informasi) dan
mereka tidak terlayani di jalur dapat memegang peranan yang sangat penting dan
strategis dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Rendahnya angka
partisipasi lulusan Sekolah Dasar (SD) ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
(SLTP), sementara siswa putus SLTP semakin meningkat, maka memberi pola
pelayanan alternatif bagi warga negara yang tidak terlayani di jalur sekolah
dengan Program Paket B.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji implementasi Program Paket
Kejar B yang terjadi di Kecamatan Panti, dan dianalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
proses implementasi program yang diukur melalui variabel sumber daya, komunikasi,
dan koordinasi.
Metode Penelitian yang digunakan adalah penggabungan metode penelitian kualitatif
dan kuantitatif dengan pendekatan diskriptif dengan menganalisis hasil wawancara,
data primer maupun data sekunder yang terdapat di Kantor Dinas Pendidikan
Kabupaten Jember dan kantor Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Panti, Kantor
Kecataman Panti, dan Kelompok Belajar dan PKBM (Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat) Kecamatan Panti.
Dari hasil penelitian dan analisis ditemukan bahwa implementasi program
Kejar Paket B di Kecamatan Panti Kabupaten Jember berjalan baik, terindikasi
dari jumlah tingkat kelulusan warga belajar menunjukkan bahwa 87 % lulus dan
warga belajar mempunyai ketrampilan budidaya ikan untuk warga belajar laki-laki
sedangkan untuk warga belajar perempuan mempunyai ketrampilan menjahit. Namun
terdapat ketidaksesuaian pada sasaran program yaitu pada perekrutan warga belajar
program Paket B, dimana dalam merekrut calon warga belajar kurang menyentuh
kebutuhan calon warga belajar eks putus SLTP (DO klas 1,2 dan 3) yang menjadi
sasaran pencapaian program bukan eks Lulusan SD. Sumber daya berupa tenaga
pendidikan dilihat dari kuantitas maupun kualitas cukup baik dan mampu menjaga
keutuhan proses belajar yang ditandai dengan tingginya tingkat kelulusan setiap
kelompok belajar. Komunikasi dalam bentuk sosialisasi antara stakeholders yang
ada cukup bagus juga partisipasi masyarakat dalam bentuk silahturahmi secara intens,
serta koordinasi terjalin antar pelaku yang ada.
Rekomendasi
dari hasil penelitian ini adalah peningkatan program dapat dilakukan melalui
proses pendataan dan seleksi calon peserta program Kejar Paket B di kecamatan
Panti Kabupaten Jember hendaknya lebih difokuskan kepada eks putus sekolah
tingkat SLTP dan bukan eks lulusan SD. Untuk faktor sumber daya dapat ditingkatkan
melalui pelatihan, pengelolaan dana swadaya masyarakat yang lebih terkoordinasi
dengan pembentukan bendaharaan dan pemberian semangat bagi peserta program
Kejar Paket B. Faktor komunikasi dapat ditingkatkan melalui proses interaksi
yang intens antara kelompok sasaran dengan penyelenggara, pelaksana maupun
tutor melalui media sosial yang ada, seperti kelompok arisan atau pengelola masjid
yang ada. Sedangkan faktor koordinasi dapat ditingkatkan melalui kerjasama antar
pelaku yang terlibat dalam program kejar paket B ini.